Kamis, 06 Agustus 2015


Penambangan Batu Putih merupakan salah satu objek wisata di Sumenep, tepatnya berada di Kecamatan Batuputih atau sekitar 30 kilometer dari kota Sumenep.  Jarak tempuh menggunakan kendaraan sekitar 1 jam, pengunjung yang menuju daerah tersebut akan disuguhi pemandangan pesisir pantai utara Madura.

Tempat wisata ini menawarkan panorama alam berupa perbukitan batuan dengan pahatan-pahatan batu yang menjadi sebuah pemandangan menawan.  Dari puncak bukit, kita bisa menikmati relung-relung pahatan rapi dari para penambang sehingga menyisakan pemandangan yang eksotis.

Bagi anda para pecinta lansekap, arsitektur dan sejenisnya, lokasi ini sangat tepat untuk sekadar dinikmati ataupun menjadi objek fotografi. (flickr/choir)

Rabu, 05 Agustus 2015


Selain keindahan alam, Indonesia merupakan salah satu negara surganya wisata bahari atau wisata bawah laut. Sampai saat ini sudah ada 500 spot diving dengan ribuan jenis biota laut. Wisata bawah laut yang tidak asing di telinga kita mungkin Bunaken atau wakatobi di pulau Sulawesi. 

Padahal masih banyak lagi wisata bawah laut di Indonesia. Misalnya saja yang terletak di pulau Madura tepatnya di Kabupaten Sumenep. Sumenep juga memiliki objek wisata bawah laut yang tak kalah bagus dengan daerah lain. Taman laut dengan ekosistem bawah lautnya yang alami dan beberapa biota serta spesies laut yang unik.

Di antara beberapa tempat wisata bawah laut terindah di Sumenep diantaranya yang bisa banget jadi tempat tujuan wisata.

Pulau Mamburit
 
Bagi anda yang suka menyelam, anda dapat menikmati keindahan bawah laut dengan biota yang beragam. Dengan dukungan angin yang cukup kuat dari Laut Jawa membuat pantai ini dipergunakan wind surfing nasional maupun internasional.

Pulau Saobi
 
Hamparan laut biru dengan biota laut yang beraneka ragam menjadi daya tarik wisata bawah laut ini. Di kawasan ini masih banyak terdapat flora maupun fauna. Di bagian pantainya yang berpasir terdapat formasi Ipomoea pes capre dan hutan musim dataran rendah terdapat Kesambi. 
 

Sedangkan fauna yang khas dari tempat ini adalah burung gosong yang besarnya seperti burung merpati tetapi telornya seperti telor angsa. Di tempat ini anda juga dapat menemukan bangau tong-tong, kuntul dan elang laut. 

Pulau Saebus
 
Keindahan alam yang masih terawat serta kekayaan alam bawah laut yang mampu membuat anda kagum dengan keragamannya. Pantai Cemara Biru, begitulah sebutan yang diberikan oleh penduduk pulau ini. Hamparan pasir putihnya yang halus menjadi pesona pertama yang akan sobat traveler nikmati saat tiba di pulau.

Gili Labak 
 
Salah satu destinasi wisata di Madura. Keindahannya tidak hanya berupa lautan pasir putih yang ada di bibir pantai. Akan tetapi panorama alam bawah lautnya juga menjadi daya tarik tersendiri. Selain dari itu airnya yang jernih serta keramahan penduduk tetap menjadi faktor pendukung kenyamanan berwisata ke pulau Gili Labak.
(plat-m/choir)

Senin, 29 Juni 2015

Sejarah beroperasinya kereta api di Madura dimulai pada 27 Mei 1912, pertama kali dikelola oleh Madoera Stroomtram Maatschapijj (MS). Namun sebelum itu, sudah ada kereta yang biasa digunakan oleh sultan Madura. Kereta Inspeksi Sultan Madura merupakan kereta kayu yang dibuat pada tahun 1879.

Jalur kereta api di buka secara bertahap dari daerah Kamal Bangkalan- Kalianget diantaranya : Tahun 1898 - 1901, Periodesasi pembukaan jalur KA di Madura adalah Kamal-Bangkalan (1898), Bangkalan-Tunjung (1899), Tunjung-Kwanyar (1900), Tanjung-Kapedi (1900), Kapedi-Tambangan (1900), Tambangan-Kalianget (1899), Kwanyar-Blega (1901), Tanjung-Sampang (1901), dan Sampang-Blega (1901).

Transportasi kereta api awalnya digunakan untuk mendukung ekonomi pemerintah hindia belanda dan VOC dalam pendistribusian hasil bumi. pada perkembangannya kereta api digunakan sebagai angkutan massal. 

Menurut Martadji (saksi dan pelaku sejarah) kereta api ini aktif setiap hari dari siang sampai malam. Mulai dari sumenep, pamekasan, sampang sampai kamal dulu terdapat banyak kereta api. Di awal tahun 1970 sampan 1980 an kereta api disumenep diperkirakan sudah tidak beroperasi kembali, karena seiring pengaruh feodal masa kolonial sirna, maka distribusi ekonomi di sumenep semakin berkurang. Sehingga jalur Pamekasan-Sumenep di tutup. Kemudian jalur di pindahkan dari pamekasan ke socah (bangkalan). 

Kereta api sebenarnya adalah trasportasi yang mendukung untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dalam distribusi barang dan jasa. Pada kenyataannya, kebutuhan masyarakat madura akan transportasi harus pupus lantaran revitalisasi kereta mandek. Sehingga tidak mengherankan jika hal ini menjadi permasalahan perekonomi di pulau garam.

Kereta PJKA mengalami kebangkrutan karena awalnya menggunakan bahan bakar batu bara. Kemudian alternatif edua menggunakan biosolar, tapi menjadi tambah rugi dan selanjutnya diganti dengan diesel. Sehingga kereta api terkesan tidak berguna, tidak bermanfaat karena semakin banyak alternative transportasi yang jauh lebih baik. dan hal itu menjadi alasan kenapa kereta api tidak diperbaharui dan pada akhirnya tidak beroperasi. (Kemendikbud/choir)

Kuliner yang satu ini telah mulai populer untuk warga Sumenep, Madura, Jawa Timur, yaitu "Palotan Pendheng" yang berbahan ketan yang di sajikan dengan ikan laut type pindang fresh.

Di atas palotan (ketan) ditaburi parut kelapa. Untuk yang suka pedas, telah disiapkan sambal yang memiliki rasa khas sendiri. Anda akan dimanja dengan udang goreng sebagai pilihan untuk kuliner yang mulai diburu warga.

Kalau anda ingin mencicipi anda bisa langsung ke lokasi yaitu ke utara dari kota Sumenep, tepatnya di Pasar Jaba’an, Kecamatan Dasuk (selatan jalan). Tempatnya juga sangatlah merakyat, berbentuk warung serta cuma buka hingga jam 09. 00 Wib sehari-hari. Harganya juga merakyat, cuma 5 ribu rupiah perporsi. (PortalMadura/choir)

Selasa, 26 Mei 2015

Kraton Sumenep
Keraton Sumenep merupakan warisan budaya dari masa lampau yang masih ada hingga saat ini.  Karaton Pajagalan atau lebih dikenal Karaton Songennep (Sumenep) dibangun di atas tanah pribadi milik Panembahan Somala penguasa Sumenep XXXI. Didirikan Pada tahun 1781 dengan arsitek pembangunan Karaton oleh Lauw Piango salah seorang warga keturunan Tionghoa yang mengungsi akibat Huru Hara Tionghoa 1740 M di Semarang.

Karaton Panembahan Somala dibangun di sebelah timur karaton milik Gusti R. Ayu Rasmana Tirtonegoro dan Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) yang tak lain adalah orang tuanya. Bangunan Kompleks Karaton sendiri terdiri dari banyak massa, tidak dibangun secara bersamaan namun di bangun dan diperluas secara bertahap oleh para keturunannya.

Sedangkan untuk bangunan karaton-karaton milik Adipati/Raja yang lainnya, seperti Karaton Pangeran Siding Puri di Parsanga, Karaton Tumenggung Kanduruan, Karaton Pangeran Lor dan Pangeran Wetan di Karangduak hanya tinggal sisa puing bangunannya saja yakni hanya berupa pintu gerbang dan umpak pondasi bangunan Keraton.

Kompleks bangunan Karaton Sumenep lebih sederhana dari kompleks Karaton kerajaan Mataram, bangunannya hanya meliputi Gedong Negeri, Pengadilan Karaton, Paseban, dan beberapa bangunan Pribadi Keluarga Karaton. (wikipedia/choir)

Kamis, 14 Mei 2015

Pantai - Pulau Saebus
Hamparan pasir putih dan pohon cemara yang tumbuh di sekitar pantai menambah keindahan panorama alam sekitar.Sangat disayangkan, hingga saat ini, keindahan pantai Saebus masih hanya dapat dinikmati warga setempat.

Tak hanya itu, setiap pengunjung yang datang akan merasa tersihir ketika melihat langsung keelokan bawah lautnya yang indah dan jernih. Keelokan pantai di dua pulau tersebut ditandai dengan suguhan pasir putih dan air laut yang bersih.



Terumbu Karang - Pulau Saebus
Pasir putih di bagian utara kedua pulau tersebut membentang luas dengan formasi yang sewaktu-waktu mengalami perubahan dengan mengikuti gerak arus air laut yang menambah keelokan dan keeksotikan pantainya.






Pantai Saebus berada di kepulauan Kangean yang tepatnya di Kecamatan Sapeken, Sumenep, Madura, Jawa Timur. (humaspemkabsumenep/choir)

Rabu, 13 Mei 2015


Pulau Saur, memiliki begitu banyak pesona keindahan alam yang tidak terkira. Eksotisme dan keindahan pantai sangat mempesona, dengan Hamparan pasir putih dan pohon cemara yang tumbuh di sekitar pantai juga menambah keindahan panorama alam sekitar. Sehingga menambah keelokan dan keasriannya.



 
Pulau Saur berada tepatnya di Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Tak hanya itu, setiap pengunjung yang datang akan merasa terhipnotis ketika melihat langsung keelokan bawah lautnya yang indah dan jernih.






Taman Terumbu karang yang ada di Pulau Saur ini juga bisa menjadi pilihan yang menarik untuk anda telusuri, visibilitasnya yang tidak terlalu dalam, tidak mengharuskan anda untuk menyelam atau diving, hanya dengan bersnorkeling pun anda sudah bisa bisa melihat keindahannya. (jalan2/choir)

Sabtu, 02 Mei 2015


Masjid Agung Sumenep merupakan salah satu dari 10 masjid tertua di Indonesia memiliki gaya arsitektur yang indah dan unik. Masjid ini biasa disebut dengan nama Masjid Jamik yang terletak di jalan Trunojoyo no. 6 Kelurahan Bangselok persis menghadap taman bunga atau Alun-alun kota Sumenep.

Masjid Jamik Sumenep saat ini telah menjadi salah satu landmark di Pulau Madura. Dibangun Pada pemerintahan Panembahan Somala.  Pembangunan Masjid Jamik Sumenep dimulai pada tahun 1779 Masehi dan selesai 1787 Masehi.

Bangunan ini merupakan salah satu bangunan pendukung Karaton, yakni sebagai tempat ibadah bagi keluarga Karaton dan Masyarakat, masjid ini adalah masjid kedua yang dibangun oleh keluarga keraton, dimana sebelumnya kompleks masjid berada tepat di belakang keraton yang lebih dikenal dengan nama Masjid laju yang dibangun oleh Kanjeng R. Tumenggung Ario Anggadipa, penguasa Sumenep XXI. (wikipedia/choir)

Jumat, 24 April 2015








 Keindahan sebuah pantai, akan dirasakan ketika dikunjungi dan dinikmati dilokasi dimana pantai berada.  Pesona pantai masih terjaga keasriannya, karena pantai ini belum terjamah oleh tangan-tangan jahil manusia.

Siapapun yang berkunjung ketempat ini akan disuguhi dengan bebatuan yang unik di bibir pantai, hamparan pasir yang putih dan kesejukan alamnya serta terdapat kuburan zaman penjajahan Belanda, sehingga menarik untuk berfoto selfie, dan melepas kepenatan dari aktifitas sehari-hari.

Pantai Kahuripan terletak di Desa Gedugan, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sangat tepat menjadi pilihan Anda bila akan berlibur.

Bagi anda yang ingin berlibur untuk menikmati keindahan alam Pantai Kahuripan, dapat ditempuh dari Pelabuhan Tanjung, Saronggi, Sumenep. (PortalMadura/choir)

Jumat, 17 April 2015


Objek wisata alam berupa air terjun, tampaknya sudah bukan hal asing bagi Anda, apalagi bagi wisatawan yang gemar traveling. Namun, ada pula beberapa lokasi air terjun yang cukup unik dan berbeda dari air terjun lainnya.

Salah satunya adalah Air Terjun Toroan yang bisa anda temukan di kawasan Pulau Madura. Lokasi air terjun toroan ini berada di Desa Ketapang Daya, Kec. Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Sumber mata air terjun Toroan berasal dari sungai sumber payung yang berada di kecamatan Ketapang Timur, dengan posisi tinggi mencapai  20 m dari permukaan air laut. Air terjun ini memiliki keunikan tersendiri yaitu airnya langsung bermuara ke laut hal inilah yang menambah keindahan bagi para pengunjung.

Pengunjung bisa menikmati deburan ombak pantai, serta menikmati gemercikan air terjun tersebut. (idtempatwisata/choir)
Bubur merah putih dalam bahasa Madura "tajin mera pote" merupakan salah satu bubur yang dijadikan alat untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap Allah SWT. Bubur merah putih sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Madura, pada setiap bulan safar atau biasa orang Madura bilang Sappar, pada bulan inilah mereka membuat tajin mera pote.

Tradisi bubur merah putih ini, di laksanakan bukan tanpa alasan, ritual-ritual ini di laksanakan untuk mengenag sejarah penting dalam Islam. Bubur ini melambangkan keberanian dan kesucian, yang berarti Merah (simbol dari keberanian) dan putih (simbol dari kesucian).

Pada moment pemberian nama, kedua bubur ini merupakan simbol dari harapan keluarga, agar kelak si jabang bayi memiliki keseimbangan antara sifat berani (karena benar) dan kesucian (pemihakan pada kebenaran dan orang-orang lemah, mushtadh’afin).

Sedangkan pada moment10 Muharram atau Sura, kedua jenis bubur ini dihadirkan sebagai bentuk napak tilas terhadap peristiwa Syuhada-nya Sayyidina Husein (cucu Nabi Muhammad) di Padang Karbala oleh pasukan Yazid.

Bubur ini menyimbolkan keberanian dan darah syihada dari Sayyidina Husein dan pasukannya yang melakukan puputan (perang terakhir, sekalipun dengan kekuatan tak berimbang). Sedangkan bubur putih menyimbolkan kesucian atau kebenaran yang dibela Sayyidina Husein. Pemaknaan ini jelas merupakan data khas Islam.

Sedangkan pada moment pendirian rumah, kedua bubur ini sering disandingkan dengan bendera merah putih serta makanan lainnya. Maksud dari si empunya rumah adalah untuk berbagi dengan tetangga sebagai ekspresi dari rasa syukur dikarunia oleh Allah berupa kemampuan mendirikan rumah.

Kedua bubur ini pun, menurut sebagian kalangan tua, menyimbolkan pendidikan terhadap tanah air merah  tanah  air putih, terutama dalam konteks perlawanan [diam] terhadap kolonial Belanda dan Jepang. Ketika kain untuk bendera merah putih masih terbatas, maka bubur merah dan putih dijadikan media penyimbolan bagi lambang negara Indonesia. (mkolik/choir)

Kamis, 16 April 2015

Bentuk Lambang
Berbentuk "PERISAI" dengan mempunyai 5 (lima) sudut. Makna Perisai melambangakan senantiasa kesiap sediaan dan keberanian masyarakat dan daerah tingkat II Sumenep untuk mempertahankan diri dari setiap gangguan kedzoliman serta mempertahankan keunggulan dan kemakmuran daerah.

Makna dan Kemakmuran daerah
Makna dari 5 (lima) sudut perisai melambangkan dasar yang akan ditaati dan akan dipertahankan oleh masyarakat daerah tingkat II Sumenep, ialah falsafah dasar Negara Kita Pancasila. Karena itu maka sudut 5 (lima) yang melingkari dan merupakan bentuk dari perisai tersebut.

Versiering isi perisai :
Terdapat gambar KUDA BERSAYAP yang berwarna kuning emas, diambil dari lambang kepahlawanan terkenal di daerah tingkat II Sumenep yang ada hubungannya dengan cerita kuno yaitu kuda Skati dari Pahlawan Putra Sumenep DJOKO TOLE (Aria Panole) dengan lukisan kuda itu melambangkan jiwa keberanian dan patriotisme mesyarakat daerah Tingkat II Sumenep, dan sayap dari kuda itu melambangkan jiwa penuh dinamika. Sedang warna kuning melambangkan dasar mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa yang menyoroti setiap gerak dan usaha Daerah Tingkat II Sumenep. Selaras pula dengan dasar pertama dari Pancasila. Selain gambar lukisan kuda bersayap berwarna kuning emas tersebut, ditetapkan pula adanya PITA yang berisikan tulisan SUMEKAR (Nama Sumenep diwaktu jaman nenek moyang kita).

Makna dari kata Sumekar itu ialah senantiasa berkembang (mekar) yang sesuai sekali dengan perkembangan revolusi nasional kita yang terus berkembang "in the rising deman" mencapai terwujudnya cita-cita Pancasila amanat penderitaan rakyat yang terkenal dengan SOSIALISME INDONESIA.

Sikap dan bentuk Kuda :
Ditetapkan dalam keadaan beraksi menentang, kepalanya sedikit tunduk menoleh ke kiri (gigih, bahasa Madura "nyoronteng"). Sayap kuda berdiri tegak sesuai dengan keadaan kuda yang siap sedia mengemban amanat Penderitaan Rakyat Daerah Tingkat II Sumenep. Bulu ekor kuda keriting 8, mengingatkan kita pada tahun 1945 dan keritingan dari bulu-bulu itu kita harus bersatu.

Pita di dalam :
Pita dalam perisai ditetapkan berwarna dasar putih dan tulisan dengan warna dasar berwarna merah, melambangkan SANG MERAH PUTIH bendera kita Negara Republik Indonesia.

Dasar Hijau dari :
Warna hijau ialah berarti yang akan datang (harapan) terhadap cita-cita yang diperjuangkan.
Warna Hitam :
Sebagai batas tertentu yang melingkari perisai dengan arti dari lingkaran termaksud menyatukan cita-cita.
Negara Madura merupakan negara yang didirikan pada tanggal 23 Januari 1948 atas rekayasa Van der Plas yang saat itu menjadi Gubernur Belanda di Jawa Timur dan merupakan tangan kanan Van Mook. Wilayah Negaranya meliputi Pulau Madura dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

Negara Madura berdiri melalui pemungutan suara, dengan dukungan Belanda. Pada tanggal 20 Februari 1948 pemerintah Hindia Belanda mengakui berdirinya negara Madura. R.A.A. Tjakraningrat terpilih sebagai wali negara Madura. Karena tekanan gerakan pro-Republik, Negara Madura akhirnya bubar dan bergabung dengan Republik Indonesia.

Pada tanggal 19 Maret 1950 terbitlah Surat Keputusan Presiden RIS yang isinya menetapkan daerah Madura sebagai Karesidenan dari Republik Indonesia. Keputusan Presiden ini ditindaklanjuti dengan serah terima kekuasaan di Madura kepada pejabat baru R. Sunarto Hadiwijoyo. 

Dengan demikian sejak saat itu Madura berada di bawah naungan Republik Indonesia. (indonesiahistory/choir)
Labeng berasal dari Bahasa Madura yang berarti pintu, dan Mesem berarti tersenyum. Labeng Mésem artinya pintu yang tersenyum. Pintu gerbang ini dinamakan "Labeng Mesem" atau "Pintu Senyum" dikarenakan dahulu kala setiap tamu kraton yang lewat di pintu gerbang ini akan selalu tersenyum.

Hal ini disebabkan karena keberadaan dua penjaga pintu gerbang ini yang bertubuh pendek(kerdil) dan nampak selalu ramah. Namun ada versi lain yang menyatakan pintu ini diberi nama demikian disebabkan, balkon diatas pintu gerbang ini biasa digunakan oleh raja/pangeran pada masa itu untuk melihat istri dan putri-putri kraton yang berada di taman sare. 

Labeng mesem merupakan hasil perpaduan dua langgam arsitektural yaitu arsitektural nusantara dan China. Labeng mesem ini hanya ada di Pulau Madura, tepatnya di Kabupaten Sumenep. Labeng mesem merupakan pintu utama menuju komplek kraton sumenep. (songenep/choir)

Sabtu, 11 April 2015

Perkawinan merupakan Upacara paling sakral dalam perjalanan kehidupan manusia. Dalam prosesi perkawinan banyak ragam adat dan tradisi, khususnya bagi masyarakat tradisional di pedesaan. Sebagaimana dianut oleh masyarakat Batuputih.

Sebelum memasuki fase akad nikah, calon mempelai pria berkewajiban dapat melakukan ngombi’ nyeor atau mengupas kelapa, yang kemudian dikenal sebagai Pangantan Ngombi’ Nyeor.

Menurut pengakuan para tokoh di Batuputih, ngombi’ nyeor atau mengupas buah kelapa ini sangat penting, karena dari mengupas batok kelapa yang keras, maka sangat diperlukan ketrampilan dan kehati-hatian, sehingga ketika kelapa telah dikupas, daging kelapa tidak boleh tergores apalagi terluka.

Hal inilah yang menjadi simbol, bahwa dalam menempuh biduk rumah tangga tidak semata-mata sekedar melalui perkawinan, tapi setelah itu akan menghadapi jalan tandus, terjal dan keras sebagaimana di simbolkan batok kelapa. Namun ketika hasil kupasan tidak sesuai, maka dalam menjalankan kehidupan barunya dianggap gagal.

Proses perkawinan dalam masyarakat tersebut, pada dasarnya sangat sederhana. Seperti proses perkawinan umumnya yaitu membawah seserahan (ban-ghiban).

Pada saat prosesi perkawinan keluarga calon pengatin pria tidak langsung masuk altar akad pernikahan, namun harus diuji dulu kemampuannya, sejauhmana dia mampu dan dapat mengupas buah kelapa atau ngombi’ nyeor

Konon kelapa yang dipilih yaitu nyeor ejhu atau kelapa hijau, yaitu buah kelapa yang kulitnya berwarna hijau, dan punya arti sejuk, sedang daging kelapa tampak tebal dan empuk. Pilihan kelapa tentu telah diperhitungkan sebagai simbol kesejukan hati bagi kedua mempelai.

Dengan disaksikan semua pihak, ditempat yang telah ditentukan tersedialah tersebut sebuah kelapa yang telah bersih dari serabutnya, yaitu sebutir buah kelapa yang masih berbatok serta sebuah parang untuk mengupas yang telah disiapkan untuk calon mempelai pria.

Ujian mengupas kelapa ini sangat menentukan keberlangsungan atau tidaknya proses pernikahan nantinya. Apabila sang calon mempelai pria berhasil mengupas tanpa ada luka atau goresan pada kulit dan daging kelapa, maka pernikahan dapat dilanjutkan. Dan sebaliknya, apabila ternyata sang calon mempelai pria gagal, serta terdapat luka pada daging kelapa yang dikupasnya, dipastikan pernikahan tidak dapat dilanjutkan atau gagal.

Hal inilah yang kerap menjadi tantangan bagi seorang pria untuk mendapatkan seorang istri. Namun  kegagalan tersebut dapat diulang kembali pada waktu yang berbeda. Dengan kata lain, proses hajatan perkawinan harus dibentangkan kembali setelah calon mempelai pria benar-benar mampu dan sanggup mengupas kelapa dengan benar, yang artinya sang pria harus benar-benar siap lahir dan batinnya. (lontarmadura/choir)

Jumat, 10 April 2015

Dahulu dikalangan masyarakat Madura, khususnya di pedesaan ada tradisi mapar gigi atau merapikan gigi. Tradisi mapar gigi, dilakukan oleh seorang gadis yang akan melangsungkan Pernikahan.

Tujuannya, agar bentuk gigi sang gadis terlihat lebih rapi dan menarik. Selain itu, mapar gigi juga mengandung makna membuang segala macam sangkal pada diri sang gadis sebelum memasuki kehidupan yang baru.

Beberapa tahapan untuk mapar gigi, antara lain pembacaan kidungan atau mocopat, dan pencukuran rambut halus di dahi dan tengkuk diadakan di rumah sang gadis. Sementara untuk prosesi pembuangan rambut halus sebagai simbol pembuangan sangkal berlangsung di perempatan jalan dalam sebuah kirab atau arak-arakan.

Seluruh tahapan tersebut dipimpin oleh ahli papar gigi. Dalam melaksanakan tugasnya Sang ahli mapar akan dibantu oleh ahli mocopat beserta tukang tegesnya yang akan membacakan kidungan atau mocopat ketika prosesi mapar gigi dilakukan.

Sedangkan pihak lain yang juga terlibat dalam penyelenggaraan upacara adalah: keluarga gadis yang akan dimapar giginya, calon suami si gadis beserta kerabatnya, beberapa orang gadis yang nantinya akan bertugas mengitari sang gadis saat dupa dibakar, dan para seniman soren, hadrah, dll yang nantinya akan mengiringi calon pengantin saat melakukan kirab.

Peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan dalam upacara mapar gigi dibagi menjadi tiga, yaitu yang dipersiapkan oleh pihak calon mempelai laki-laki adalah ban-giban atau barang-barang bawaan berupa bermacam-macam kue, alat-alat rias, dan lain sebagainya yang ditaruh dalam sebuah kotak besar berukir (judang).

Peralatan dan perlengkapan yang disediakan oleh pihak keluarga calon mempelai perempuan adalah: beraneka macam jajanan pasar yang nantinya akan digunakan sebagai suguhan bagi para tamu dan rampatan (sesajen), kelapa gading, telur ayam, air kumkuman seribu kembang, nasi kuning, dan dhamar kambang (lampu minyak kelapa). Terakhir, peralatan yang disediakan oleh ahli papar gigi berupa: batu asah, pisau yang menyerupai kikir, dan batu pengganjal. (sanggarkoma/choir)
Pantai Lombang adalah salah satu pantai yang terletak di kabupaten Sumenep, Madura. Pantai ini tepatnya terletak di Kecamatan Batang-Batang, kira-kira 30Km sebelah timur Kota Sumenep. Deburan ombak yang mengalun-alun dan pasir yang sangat halus, serta jejeran cemara udang yang melambai-lambai akan membuat para pengunjung betah menikmati alam yang sangat indah.

pantai lombang memiliki keunikan tersendiri Satu hal yang menarik dari Pantai Lombang selain pasir putihnya adalah bahwa pantai ini ditumbuhi tanaman Cemara Udang, yaitu endemi tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di pesisir pantai. Konon katanya tanaman Cemara Udang ini dibawa oleh bangsa Tiongkok yang pada waktu itu berlayar ke perairan Nusantara pada abad ke 15. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa Cemara Udang ini hanya ada di Pantai Lombang dan pantai yang ada di Tiongkok.
(tempatwisataid/choir)

Minggu, 05 April 2015

Rokat Desa merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT. Tujuannya untuk menolak bala, menghadirkan harmoni bagi kolektif dan keamanan, ketenteraman desa.
Nasi Serpang merupakan salah satu kuliner khas Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Nasi Serpang disajikan menggunakan kertas yang didalamnya diberi daun pisang, sehingga menambah aroma alami.Nasi serpang di masak dengan bumbu rempah-rempah khas madura.

Minggu, 29 Maret 2015


Tari sorong kasereng adalah tari khas dari pulau Madura tepatnya Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.  Konon, Tari sorong kasereng dimainkan oleh anak nelayan saat air laut pasang ketika mereka membantu para orang tuanya menurunkan ikan hasil tangkapan dari perahu. Sebuah ekspresi kegembiraan atas rezeki dari laut yang diberikan oleh Tuhan.

Sabtu, 28 Maret 2015




Pulau mamburit memiliki pemandangan laut yang sangat indah. Selain itu , air lautnya sangat jernih dihiasi terumbu karang dan pasir putih. Anda bisa menjumpai Pulau Mamburit dengan pesona alam memukau baik di atas maupun di bawah permukaan lautnya.

Jumat, 27 Maret 2015



Tari Topeng Gethak merupakan salah satu tari tradisi kerakyatan yang menjadi bagian dari seni pertunjukan Ludruk Sandur di wilayah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Tari Topeng Gethak awalnya bernama Tari Klonoan. Tarian ini menggambarkan tokoh Prabu Baladewa dalam lakon Topeng Dhalang Madura yang ditiru oleh masyarakat awam.

Kamis, 26 Maret 2015



Nase’ jhajhan merupakan salah satu makanan khas Kabupaten Pamekasan. Nama nase’ jhajhan sendiri diambil dari susunan menu yang disajikan didalam nasi yang dibungkus daun pisang. Kekhasan dari nase’ jhajhan terletak pada menu lauknya yang beraneka ragam dan dibungkus daun pisang sehingga aroma dan rasanya tidak berubah walaupun dibawa sebagai bekal perjalanan  keluar kota.


Pulau Saobi ditetapkan sebagai Cagar Alam oleh BKSDA berdasarkan SK : GB No. 83 Stbl. 469, 25 Oktober 1926 dengan luas 430 Ha. Cagar Alam Pulau Saobi terletak di Desa Saobi Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep.

Rabu, 25 Maret 2015



Tari Muang Sangkal diciptakan oleh seorang seniman Sumenep pada 10 Oktober 1988, beliau bernama Taufikurrachman. Ia menciptakan tarian ini salah satunya dilatarbelakangi oleh kepedulian para seniman dalam menerjemahkan alam madura yang sarat akan karya dan keunikan. Disamping itu juga untuk mengangkat sejarah kehidupan karaton Sumenep pada masa lalu.


Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di atas pegunungan Tengger, bernama Kerajaan Medangkamulan. Pada saat itu, diperintah oleh Prabu Gilingwesi yang sangatlah dihormati serta disegani rakyatnya. Raja dibantu oleh perdana menteri yang gagah berani dan cerdik bernama Patih Pranggulang.

Olet merupakan makanan khas masyarakat Lenteng, Kabupaten Sumenep. Tempat pembuatannya di desa Bilepora olet di masak dengan cara di kukus kurang lebih 2 jam dengan bahan utama yaitu singkong. Singkong tersebut di haluskan dan di campur dengan ketan hitam.

Olet merupakan makanan  tradisi masyarakat desa Bilepora sejak nenek moyang sampai sekarangpun makanan tersebut tetap di pertahankan dan menjadi ciri khas kecamatan Lenteng, kabupaten Sumenep. Olet dimakan dengan cara di campur dengan parutan kelapa yang kemudian di sirami "Tangguli" yang artinya Gula. (sutriyonoooooo/choir)
Gili Labak merupakan pulau kecil yang mempunyai Bentangan pasir putih dan lautan biru dengan ombak yang landai menjadikan Pulau Gili Labak sangat layak untuk dikunjungi.  Pulau yang berada diujung timur pulau madura yaitu tepatnya di Kabupaten Sumenep ini.

Selasa, 24 Maret 2015

Keunikan gua yang baru ditemukan waktu warga saat menggali sumur di Dusun Rojing Dejah, Desa Blaban, Kecamatan Batu Marmar, Kabupaten Pamekasan, Madura, serupa dengan beberapa gua lain di Jawa Timur yang sampai saat ini telah menjadi wisata populer.

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!