Kamis, 06 Agustus 2015


Penambangan Batu Putih merupakan salah satu objek wisata di Sumenep, tepatnya berada di Kecamatan Batuputih atau sekitar 30 kilometer dari kota Sumenep.  Jarak tempuh menggunakan kendaraan sekitar 1 jam, pengunjung yang menuju daerah tersebut akan disuguhi pemandangan pesisir pantai utara Madura.

Tempat wisata ini menawarkan panorama alam berupa perbukitan batuan dengan pahatan-pahatan batu yang menjadi sebuah pemandangan menawan.  Dari puncak bukit, kita bisa menikmati relung-relung pahatan rapi dari para penambang sehingga menyisakan pemandangan yang eksotis.

Bagi anda para pecinta lansekap, arsitektur dan sejenisnya, lokasi ini sangat tepat untuk sekadar dinikmati ataupun menjadi objek fotografi. (flickr/choir)

Rabu, 05 Agustus 2015


Selain keindahan alam, Indonesia merupakan salah satu negara surganya wisata bahari atau wisata bawah laut. Sampai saat ini sudah ada 500 spot diving dengan ribuan jenis biota laut. Wisata bawah laut yang tidak asing di telinga kita mungkin Bunaken atau wakatobi di pulau Sulawesi. 

Padahal masih banyak lagi wisata bawah laut di Indonesia. Misalnya saja yang terletak di pulau Madura tepatnya di Kabupaten Sumenep. Sumenep juga memiliki objek wisata bawah laut yang tak kalah bagus dengan daerah lain. Taman laut dengan ekosistem bawah lautnya yang alami dan beberapa biota serta spesies laut yang unik.

Di antara beberapa tempat wisata bawah laut terindah di Sumenep diantaranya yang bisa banget jadi tempat tujuan wisata.

Pulau Mamburit
 
Bagi anda yang suka menyelam, anda dapat menikmati keindahan bawah laut dengan biota yang beragam. Dengan dukungan angin yang cukup kuat dari Laut Jawa membuat pantai ini dipergunakan wind surfing nasional maupun internasional.

Pulau Saobi
 
Hamparan laut biru dengan biota laut yang beraneka ragam menjadi daya tarik wisata bawah laut ini. Di kawasan ini masih banyak terdapat flora maupun fauna. Di bagian pantainya yang berpasir terdapat formasi Ipomoea pes capre dan hutan musim dataran rendah terdapat Kesambi. 
 

Sedangkan fauna yang khas dari tempat ini adalah burung gosong yang besarnya seperti burung merpati tetapi telornya seperti telor angsa. Di tempat ini anda juga dapat menemukan bangau tong-tong, kuntul dan elang laut. 

Pulau Saebus
 
Keindahan alam yang masih terawat serta kekayaan alam bawah laut yang mampu membuat anda kagum dengan keragamannya. Pantai Cemara Biru, begitulah sebutan yang diberikan oleh penduduk pulau ini. Hamparan pasir putihnya yang halus menjadi pesona pertama yang akan sobat traveler nikmati saat tiba di pulau.

Gili Labak 
 
Salah satu destinasi wisata di Madura. Keindahannya tidak hanya berupa lautan pasir putih yang ada di bibir pantai. Akan tetapi panorama alam bawah lautnya juga menjadi daya tarik tersendiri. Selain dari itu airnya yang jernih serta keramahan penduduk tetap menjadi faktor pendukung kenyamanan berwisata ke pulau Gili Labak.
(plat-m/choir)

Senin, 29 Juni 2015

Sejarah beroperasinya kereta api di Madura dimulai pada 27 Mei 1912, pertama kali dikelola oleh Madoera Stroomtram Maatschapijj (MS). Namun sebelum itu, sudah ada kereta yang biasa digunakan oleh sultan Madura. Kereta Inspeksi Sultan Madura merupakan kereta kayu yang dibuat pada tahun 1879.

Jalur kereta api di buka secara bertahap dari daerah Kamal Bangkalan- Kalianget diantaranya : Tahun 1898 - 1901, Periodesasi pembukaan jalur KA di Madura adalah Kamal-Bangkalan (1898), Bangkalan-Tunjung (1899), Tunjung-Kwanyar (1900), Tanjung-Kapedi (1900), Kapedi-Tambangan (1900), Tambangan-Kalianget (1899), Kwanyar-Blega (1901), Tanjung-Sampang (1901), dan Sampang-Blega (1901).

Transportasi kereta api awalnya digunakan untuk mendukung ekonomi pemerintah hindia belanda dan VOC dalam pendistribusian hasil bumi. pada perkembangannya kereta api digunakan sebagai angkutan massal. 

Menurut Martadji (saksi dan pelaku sejarah) kereta api ini aktif setiap hari dari siang sampai malam. Mulai dari sumenep, pamekasan, sampang sampai kamal dulu terdapat banyak kereta api. Di awal tahun 1970 sampan 1980 an kereta api disumenep diperkirakan sudah tidak beroperasi kembali, karena seiring pengaruh feodal masa kolonial sirna, maka distribusi ekonomi di sumenep semakin berkurang. Sehingga jalur Pamekasan-Sumenep di tutup. Kemudian jalur di pindahkan dari pamekasan ke socah (bangkalan). 

Kereta api sebenarnya adalah trasportasi yang mendukung untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dalam distribusi barang dan jasa. Pada kenyataannya, kebutuhan masyarakat madura akan transportasi harus pupus lantaran revitalisasi kereta mandek. Sehingga tidak mengherankan jika hal ini menjadi permasalahan perekonomi di pulau garam.

Kereta PJKA mengalami kebangkrutan karena awalnya menggunakan bahan bakar batu bara. Kemudian alternatif edua menggunakan biosolar, tapi menjadi tambah rugi dan selanjutnya diganti dengan diesel. Sehingga kereta api terkesan tidak berguna, tidak bermanfaat karena semakin banyak alternative transportasi yang jauh lebih baik. dan hal itu menjadi alasan kenapa kereta api tidak diperbaharui dan pada akhirnya tidak beroperasi. (Kemendikbud/choir)

Kuliner yang satu ini telah mulai populer untuk warga Sumenep, Madura, Jawa Timur, yaitu "Palotan Pendheng" yang berbahan ketan yang di sajikan dengan ikan laut type pindang fresh.

Di atas palotan (ketan) ditaburi parut kelapa. Untuk yang suka pedas, telah disiapkan sambal yang memiliki rasa khas sendiri. Anda akan dimanja dengan udang goreng sebagai pilihan untuk kuliner yang mulai diburu warga.

Kalau anda ingin mencicipi anda bisa langsung ke lokasi yaitu ke utara dari kota Sumenep, tepatnya di Pasar Jaba’an, Kecamatan Dasuk (selatan jalan). Tempatnya juga sangatlah merakyat, berbentuk warung serta cuma buka hingga jam 09. 00 Wib sehari-hari. Harganya juga merakyat, cuma 5 ribu rupiah perporsi. (PortalMadura/choir)

Selasa, 26 Mei 2015

Kraton Sumenep
Keraton Sumenep merupakan warisan budaya dari masa lampau yang masih ada hingga saat ini.  Karaton Pajagalan atau lebih dikenal Karaton Songennep (Sumenep) dibangun di atas tanah pribadi milik Panembahan Somala penguasa Sumenep XXXI. Didirikan Pada tahun 1781 dengan arsitek pembangunan Karaton oleh Lauw Piango salah seorang warga keturunan Tionghoa yang mengungsi akibat Huru Hara Tionghoa 1740 M di Semarang.

Karaton Panembahan Somala dibangun di sebelah timur karaton milik Gusti R. Ayu Rasmana Tirtonegoro dan Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bindara Saod) yang tak lain adalah orang tuanya. Bangunan Kompleks Karaton sendiri terdiri dari banyak massa, tidak dibangun secara bersamaan namun di bangun dan diperluas secara bertahap oleh para keturunannya.

Sedangkan untuk bangunan karaton-karaton milik Adipati/Raja yang lainnya, seperti Karaton Pangeran Siding Puri di Parsanga, Karaton Tumenggung Kanduruan, Karaton Pangeran Lor dan Pangeran Wetan di Karangduak hanya tinggal sisa puing bangunannya saja yakni hanya berupa pintu gerbang dan umpak pondasi bangunan Keraton.

Kompleks bangunan Karaton Sumenep lebih sederhana dari kompleks Karaton kerajaan Mataram, bangunannya hanya meliputi Gedong Negeri, Pengadilan Karaton, Paseban, dan beberapa bangunan Pribadi Keluarga Karaton. (wikipedia/choir)

Kamis, 14 Mei 2015

Pantai - Pulau Saebus
Hamparan pasir putih dan pohon cemara yang tumbuh di sekitar pantai menambah keindahan panorama alam sekitar.Sangat disayangkan, hingga saat ini, keindahan pantai Saebus masih hanya dapat dinikmati warga setempat.

Tak hanya itu, setiap pengunjung yang datang akan merasa tersihir ketika melihat langsung keelokan bawah lautnya yang indah dan jernih. Keelokan pantai di dua pulau tersebut ditandai dengan suguhan pasir putih dan air laut yang bersih.



Terumbu Karang - Pulau Saebus
Pasir putih di bagian utara kedua pulau tersebut membentang luas dengan formasi yang sewaktu-waktu mengalami perubahan dengan mengikuti gerak arus air laut yang menambah keelokan dan keeksotikan pantainya.






Pantai Saebus berada di kepulauan Kangean yang tepatnya di Kecamatan Sapeken, Sumenep, Madura, Jawa Timur. (humaspemkabsumenep/choir)
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!