Senin, 29 Juni 2015

Sejarah beroperasinya kereta api di Madura dimulai pada 27 Mei 1912, pertama kali dikelola oleh Madoera Stroomtram Maatschapijj (MS). Namun sebelum itu, sudah ada kereta yang biasa digunakan oleh sultan Madura. Kereta Inspeksi Sultan Madura merupakan kereta kayu yang dibuat pada tahun 1879.

Jalur kereta api di buka secara bertahap dari daerah Kamal Bangkalan- Kalianget diantaranya : Tahun 1898 - 1901, Periodesasi pembukaan jalur KA di Madura adalah Kamal-Bangkalan (1898), Bangkalan-Tunjung (1899), Tunjung-Kwanyar (1900), Tanjung-Kapedi (1900), Kapedi-Tambangan (1900), Tambangan-Kalianget (1899), Kwanyar-Blega (1901), Tanjung-Sampang (1901), dan Sampang-Blega (1901).

Transportasi kereta api awalnya digunakan untuk mendukung ekonomi pemerintah hindia belanda dan VOC dalam pendistribusian hasil bumi. pada perkembangannya kereta api digunakan sebagai angkutan massal. 

Menurut Martadji (saksi dan pelaku sejarah) kereta api ini aktif setiap hari dari siang sampai malam. Mulai dari sumenep, pamekasan, sampang sampai kamal dulu terdapat banyak kereta api. Di awal tahun 1970 sampan 1980 an kereta api disumenep diperkirakan sudah tidak beroperasi kembali, karena seiring pengaruh feodal masa kolonial sirna, maka distribusi ekonomi di sumenep semakin berkurang. Sehingga jalur Pamekasan-Sumenep di tutup. Kemudian jalur di pindahkan dari pamekasan ke socah (bangkalan). 

Kereta api sebenarnya adalah trasportasi yang mendukung untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dalam distribusi barang dan jasa. Pada kenyataannya, kebutuhan masyarakat madura akan transportasi harus pupus lantaran revitalisasi kereta mandek. Sehingga tidak mengherankan jika hal ini menjadi permasalahan perekonomi di pulau garam.

Kereta PJKA mengalami kebangkrutan karena awalnya menggunakan bahan bakar batu bara. Kemudian alternatif edua menggunakan biosolar, tapi menjadi tambah rugi dan selanjutnya diganti dengan diesel. Sehingga kereta api terkesan tidak berguna, tidak bermanfaat karena semakin banyak alternative transportasi yang jauh lebih baik. dan hal itu menjadi alasan kenapa kereta api tidak diperbaharui dan pada akhirnya tidak beroperasi. (Kemendikbud/choir)

Kuliner yang satu ini telah mulai populer untuk warga Sumenep, Madura, Jawa Timur, yaitu "Palotan Pendheng" yang berbahan ketan yang di sajikan dengan ikan laut type pindang fresh.

Di atas palotan (ketan) ditaburi parut kelapa. Untuk yang suka pedas, telah disiapkan sambal yang memiliki rasa khas sendiri. Anda akan dimanja dengan udang goreng sebagai pilihan untuk kuliner yang mulai diburu warga.

Kalau anda ingin mencicipi anda bisa langsung ke lokasi yaitu ke utara dari kota Sumenep, tepatnya di Pasar Jaba’an, Kecamatan Dasuk (selatan jalan). Tempatnya juga sangatlah merakyat, berbentuk warung serta cuma buka hingga jam 09. 00 Wib sehari-hari. Harganya juga merakyat, cuma 5 ribu rupiah perporsi. (PortalMadura/choir)
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!