Jumat, 24 April 2015








 Keindahan sebuah pantai, akan dirasakan ketika dikunjungi dan dinikmati dilokasi dimana pantai berada.  Pesona pantai masih terjaga keasriannya, karena pantai ini belum terjamah oleh tangan-tangan jahil manusia.

Siapapun yang berkunjung ketempat ini akan disuguhi dengan bebatuan yang unik di bibir pantai, hamparan pasir yang putih dan kesejukan alamnya serta terdapat kuburan zaman penjajahan Belanda, sehingga menarik untuk berfoto selfie, dan melepas kepenatan dari aktifitas sehari-hari.

Pantai Kahuripan terletak di Desa Gedugan, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sangat tepat menjadi pilihan Anda bila akan berlibur.

Bagi anda yang ingin berlibur untuk menikmati keindahan alam Pantai Kahuripan, dapat ditempuh dari Pelabuhan Tanjung, Saronggi, Sumenep. (PortalMadura/choir)

Jumat, 17 April 2015


Objek wisata alam berupa air terjun, tampaknya sudah bukan hal asing bagi Anda, apalagi bagi wisatawan yang gemar traveling. Namun, ada pula beberapa lokasi air terjun yang cukup unik dan berbeda dari air terjun lainnya.

Salah satunya adalah Air Terjun Toroan yang bisa anda temukan di kawasan Pulau Madura. Lokasi air terjun toroan ini berada di Desa Ketapang Daya, Kec. Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Sumber mata air terjun Toroan berasal dari sungai sumber payung yang berada di kecamatan Ketapang Timur, dengan posisi tinggi mencapai  20 m dari permukaan air laut. Air terjun ini memiliki keunikan tersendiri yaitu airnya langsung bermuara ke laut hal inilah yang menambah keindahan bagi para pengunjung.

Pengunjung bisa menikmati deburan ombak pantai, serta menikmati gemercikan air terjun tersebut. (idtempatwisata/choir)
Bubur merah putih dalam bahasa Madura "tajin mera pote" merupakan salah satu bubur yang dijadikan alat untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap Allah SWT. Bubur merah putih sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Madura, pada setiap bulan safar atau biasa orang Madura bilang Sappar, pada bulan inilah mereka membuat tajin mera pote.

Tradisi bubur merah putih ini, di laksanakan bukan tanpa alasan, ritual-ritual ini di laksanakan untuk mengenag sejarah penting dalam Islam. Bubur ini melambangkan keberanian dan kesucian, yang berarti Merah (simbol dari keberanian) dan putih (simbol dari kesucian).

Pada moment pemberian nama, kedua bubur ini merupakan simbol dari harapan keluarga, agar kelak si jabang bayi memiliki keseimbangan antara sifat berani (karena benar) dan kesucian (pemihakan pada kebenaran dan orang-orang lemah, mushtadh’afin).

Sedangkan pada moment10 Muharram atau Sura, kedua jenis bubur ini dihadirkan sebagai bentuk napak tilas terhadap peristiwa Syuhada-nya Sayyidina Husein (cucu Nabi Muhammad) di Padang Karbala oleh pasukan Yazid.

Bubur ini menyimbolkan keberanian dan darah syihada dari Sayyidina Husein dan pasukannya yang melakukan puputan (perang terakhir, sekalipun dengan kekuatan tak berimbang). Sedangkan bubur putih menyimbolkan kesucian atau kebenaran yang dibela Sayyidina Husein. Pemaknaan ini jelas merupakan data khas Islam.

Sedangkan pada moment pendirian rumah, kedua bubur ini sering disandingkan dengan bendera merah putih serta makanan lainnya. Maksud dari si empunya rumah adalah untuk berbagi dengan tetangga sebagai ekspresi dari rasa syukur dikarunia oleh Allah berupa kemampuan mendirikan rumah.

Kedua bubur ini pun, menurut sebagian kalangan tua, menyimbolkan pendidikan terhadap tanah air merah  tanah  air putih, terutama dalam konteks perlawanan [diam] terhadap kolonial Belanda dan Jepang. Ketika kain untuk bendera merah putih masih terbatas, maka bubur merah dan putih dijadikan media penyimbolan bagi lambang negara Indonesia. (mkolik/choir)

Kamis, 16 April 2015

Bentuk Lambang
Berbentuk "PERISAI" dengan mempunyai 5 (lima) sudut. Makna Perisai melambangakan senantiasa kesiap sediaan dan keberanian masyarakat dan daerah tingkat II Sumenep untuk mempertahankan diri dari setiap gangguan kedzoliman serta mempertahankan keunggulan dan kemakmuran daerah.

Makna dan Kemakmuran daerah
Makna dari 5 (lima) sudut perisai melambangkan dasar yang akan ditaati dan akan dipertahankan oleh masyarakat daerah tingkat II Sumenep, ialah falsafah dasar Negara Kita Pancasila. Karena itu maka sudut 5 (lima) yang melingkari dan merupakan bentuk dari perisai tersebut.

Versiering isi perisai :
Terdapat gambar KUDA BERSAYAP yang berwarna kuning emas, diambil dari lambang kepahlawanan terkenal di daerah tingkat II Sumenep yang ada hubungannya dengan cerita kuno yaitu kuda Skati dari Pahlawan Putra Sumenep DJOKO TOLE (Aria Panole) dengan lukisan kuda itu melambangkan jiwa keberanian dan patriotisme mesyarakat daerah Tingkat II Sumenep, dan sayap dari kuda itu melambangkan jiwa penuh dinamika. Sedang warna kuning melambangkan dasar mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa yang menyoroti setiap gerak dan usaha Daerah Tingkat II Sumenep. Selaras pula dengan dasar pertama dari Pancasila. Selain gambar lukisan kuda bersayap berwarna kuning emas tersebut, ditetapkan pula adanya PITA yang berisikan tulisan SUMEKAR (Nama Sumenep diwaktu jaman nenek moyang kita).

Makna dari kata Sumekar itu ialah senantiasa berkembang (mekar) yang sesuai sekali dengan perkembangan revolusi nasional kita yang terus berkembang "in the rising deman" mencapai terwujudnya cita-cita Pancasila amanat penderitaan rakyat yang terkenal dengan SOSIALISME INDONESIA.

Sikap dan bentuk Kuda :
Ditetapkan dalam keadaan beraksi menentang, kepalanya sedikit tunduk menoleh ke kiri (gigih, bahasa Madura "nyoronteng"). Sayap kuda berdiri tegak sesuai dengan keadaan kuda yang siap sedia mengemban amanat Penderitaan Rakyat Daerah Tingkat II Sumenep. Bulu ekor kuda keriting 8, mengingatkan kita pada tahun 1945 dan keritingan dari bulu-bulu itu kita harus bersatu.

Pita di dalam :
Pita dalam perisai ditetapkan berwarna dasar putih dan tulisan dengan warna dasar berwarna merah, melambangkan SANG MERAH PUTIH bendera kita Negara Republik Indonesia.

Dasar Hijau dari :
Warna hijau ialah berarti yang akan datang (harapan) terhadap cita-cita yang diperjuangkan.
Warna Hitam :
Sebagai batas tertentu yang melingkari perisai dengan arti dari lingkaran termaksud menyatukan cita-cita.
Negara Madura merupakan negara yang didirikan pada tanggal 23 Januari 1948 atas rekayasa Van der Plas yang saat itu menjadi Gubernur Belanda di Jawa Timur dan merupakan tangan kanan Van Mook. Wilayah Negaranya meliputi Pulau Madura dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

Negara Madura berdiri melalui pemungutan suara, dengan dukungan Belanda. Pada tanggal 20 Februari 1948 pemerintah Hindia Belanda mengakui berdirinya negara Madura. R.A.A. Tjakraningrat terpilih sebagai wali negara Madura. Karena tekanan gerakan pro-Republik, Negara Madura akhirnya bubar dan bergabung dengan Republik Indonesia.

Pada tanggal 19 Maret 1950 terbitlah Surat Keputusan Presiden RIS yang isinya menetapkan daerah Madura sebagai Karesidenan dari Republik Indonesia. Keputusan Presiden ini ditindaklanjuti dengan serah terima kekuasaan di Madura kepada pejabat baru R. Sunarto Hadiwijoyo. 

Dengan demikian sejak saat itu Madura berada di bawah naungan Republik Indonesia. (indonesiahistory/choir)
Labeng berasal dari Bahasa Madura yang berarti pintu, dan Mesem berarti tersenyum. Labeng Mésem artinya pintu yang tersenyum. Pintu gerbang ini dinamakan "Labeng Mesem" atau "Pintu Senyum" dikarenakan dahulu kala setiap tamu kraton yang lewat di pintu gerbang ini akan selalu tersenyum.

Hal ini disebabkan karena keberadaan dua penjaga pintu gerbang ini yang bertubuh pendek(kerdil) dan nampak selalu ramah. Namun ada versi lain yang menyatakan pintu ini diberi nama demikian disebabkan, balkon diatas pintu gerbang ini biasa digunakan oleh raja/pangeran pada masa itu untuk melihat istri dan putri-putri kraton yang berada di taman sare. 

Labeng mesem merupakan hasil perpaduan dua langgam arsitektural yaitu arsitektural nusantara dan China. Labeng mesem ini hanya ada di Pulau Madura, tepatnya di Kabupaten Sumenep. Labeng mesem merupakan pintu utama menuju komplek kraton sumenep. (songenep/choir)

Sabtu, 11 April 2015

Perkawinan merupakan Upacara paling sakral dalam perjalanan kehidupan manusia. Dalam prosesi perkawinan banyak ragam adat dan tradisi, khususnya bagi masyarakat tradisional di pedesaan. Sebagaimana dianut oleh masyarakat Batuputih.

Sebelum memasuki fase akad nikah, calon mempelai pria berkewajiban dapat melakukan ngombi’ nyeor atau mengupas kelapa, yang kemudian dikenal sebagai Pangantan Ngombi’ Nyeor.

Menurut pengakuan para tokoh di Batuputih, ngombi’ nyeor atau mengupas buah kelapa ini sangat penting, karena dari mengupas batok kelapa yang keras, maka sangat diperlukan ketrampilan dan kehati-hatian, sehingga ketika kelapa telah dikupas, daging kelapa tidak boleh tergores apalagi terluka.

Hal inilah yang menjadi simbol, bahwa dalam menempuh biduk rumah tangga tidak semata-mata sekedar melalui perkawinan, tapi setelah itu akan menghadapi jalan tandus, terjal dan keras sebagaimana di simbolkan batok kelapa. Namun ketika hasil kupasan tidak sesuai, maka dalam menjalankan kehidupan barunya dianggap gagal.

Proses perkawinan dalam masyarakat tersebut, pada dasarnya sangat sederhana. Seperti proses perkawinan umumnya yaitu membawah seserahan (ban-ghiban).

Pada saat prosesi perkawinan keluarga calon pengatin pria tidak langsung masuk altar akad pernikahan, namun harus diuji dulu kemampuannya, sejauhmana dia mampu dan dapat mengupas buah kelapa atau ngombi’ nyeor

Konon kelapa yang dipilih yaitu nyeor ejhu atau kelapa hijau, yaitu buah kelapa yang kulitnya berwarna hijau, dan punya arti sejuk, sedang daging kelapa tampak tebal dan empuk. Pilihan kelapa tentu telah diperhitungkan sebagai simbol kesejukan hati bagi kedua mempelai.

Dengan disaksikan semua pihak, ditempat yang telah ditentukan tersedialah tersebut sebuah kelapa yang telah bersih dari serabutnya, yaitu sebutir buah kelapa yang masih berbatok serta sebuah parang untuk mengupas yang telah disiapkan untuk calon mempelai pria.

Ujian mengupas kelapa ini sangat menentukan keberlangsungan atau tidaknya proses pernikahan nantinya. Apabila sang calon mempelai pria berhasil mengupas tanpa ada luka atau goresan pada kulit dan daging kelapa, maka pernikahan dapat dilanjutkan. Dan sebaliknya, apabila ternyata sang calon mempelai pria gagal, serta terdapat luka pada daging kelapa yang dikupasnya, dipastikan pernikahan tidak dapat dilanjutkan atau gagal.

Hal inilah yang kerap menjadi tantangan bagi seorang pria untuk mendapatkan seorang istri. Namun  kegagalan tersebut dapat diulang kembali pada waktu yang berbeda. Dengan kata lain, proses hajatan perkawinan harus dibentangkan kembali setelah calon mempelai pria benar-benar mampu dan sanggup mengupas kelapa dengan benar, yang artinya sang pria harus benar-benar siap lahir dan batinnya. (lontarmadura/choir)

Jumat, 10 April 2015

Dahulu dikalangan masyarakat Madura, khususnya di pedesaan ada tradisi mapar gigi atau merapikan gigi. Tradisi mapar gigi, dilakukan oleh seorang gadis yang akan melangsungkan Pernikahan.

Tujuannya, agar bentuk gigi sang gadis terlihat lebih rapi dan menarik. Selain itu, mapar gigi juga mengandung makna membuang segala macam sangkal pada diri sang gadis sebelum memasuki kehidupan yang baru.

Beberapa tahapan untuk mapar gigi, antara lain pembacaan kidungan atau mocopat, dan pencukuran rambut halus di dahi dan tengkuk diadakan di rumah sang gadis. Sementara untuk prosesi pembuangan rambut halus sebagai simbol pembuangan sangkal berlangsung di perempatan jalan dalam sebuah kirab atau arak-arakan.

Seluruh tahapan tersebut dipimpin oleh ahli papar gigi. Dalam melaksanakan tugasnya Sang ahli mapar akan dibantu oleh ahli mocopat beserta tukang tegesnya yang akan membacakan kidungan atau mocopat ketika prosesi mapar gigi dilakukan.

Sedangkan pihak lain yang juga terlibat dalam penyelenggaraan upacara adalah: keluarga gadis yang akan dimapar giginya, calon suami si gadis beserta kerabatnya, beberapa orang gadis yang nantinya akan bertugas mengitari sang gadis saat dupa dibakar, dan para seniman soren, hadrah, dll yang nantinya akan mengiringi calon pengantin saat melakukan kirab.

Peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan dalam upacara mapar gigi dibagi menjadi tiga, yaitu yang dipersiapkan oleh pihak calon mempelai laki-laki adalah ban-giban atau barang-barang bawaan berupa bermacam-macam kue, alat-alat rias, dan lain sebagainya yang ditaruh dalam sebuah kotak besar berukir (judang).

Peralatan dan perlengkapan yang disediakan oleh pihak keluarga calon mempelai perempuan adalah: beraneka macam jajanan pasar yang nantinya akan digunakan sebagai suguhan bagi para tamu dan rampatan (sesajen), kelapa gading, telur ayam, air kumkuman seribu kembang, nasi kuning, dan dhamar kambang (lampu minyak kelapa). Terakhir, peralatan yang disediakan oleh ahli papar gigi berupa: batu asah, pisau yang menyerupai kikir, dan batu pengganjal. (sanggarkoma/choir)
Pantai Lombang adalah salah satu pantai yang terletak di kabupaten Sumenep, Madura. Pantai ini tepatnya terletak di Kecamatan Batang-Batang, kira-kira 30Km sebelah timur Kota Sumenep. Deburan ombak yang mengalun-alun dan pasir yang sangat halus, serta jejeran cemara udang yang melambai-lambai akan membuat para pengunjung betah menikmati alam yang sangat indah.

pantai lombang memiliki keunikan tersendiri Satu hal yang menarik dari Pantai Lombang selain pasir putihnya adalah bahwa pantai ini ditumbuhi tanaman Cemara Udang, yaitu endemi tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di pesisir pantai. Konon katanya tanaman Cemara Udang ini dibawa oleh bangsa Tiongkok yang pada waktu itu berlayar ke perairan Nusantara pada abad ke 15. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa Cemara Udang ini hanya ada di Pantai Lombang dan pantai yang ada di Tiongkok.
(tempatwisataid/choir)

Minggu, 05 April 2015

Rokat Desa merupakan bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT. Tujuannya untuk menolak bala, menghadirkan harmoni bagi kolektif dan keamanan, ketenteraman desa.
Nasi Serpang merupakan salah satu kuliner khas Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Nasi Serpang disajikan menggunakan kertas yang didalamnya diberi daun pisang, sehingga menambah aroma alami.Nasi serpang di masak dengan bumbu rempah-rempah khas madura.
Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!